Seorang pria Colorado berusia 74 tahun terluka setelah seekor beruang hitam dengan tiga anaknya menabrak pintu kaca gesernya dan dia tidak dapat mengeluarkan mereka. Departemen Taman dan Margasatwa Colorado Dia berkata.
Pada Kamis malam sekitar pukul 20.30, penghuni rumah dikejutkan dengan suara keras dan melihat beruang masuk melalui pintu geser yang dibiarkan terbuka.
Seorang pria berusia 74 tahun mencoba menangkis beruang betina dewasa dengan kursi dapur, namun beruang itu terbanting ke dinding dan mencakarnya, kata badan satwa liar.
Beruang itu menganiaya kepala, leher, lengan, bahu, perut, dan betis pria tersebut sebelum dia dan warga lainnya melarikan diri ke kamar tidur dan mengunci diri di dalamnya.
Wakil sheriff untuk Lake City, kota berpenduduk 400 orang di barat daya Colorado, mengusir beruang-beruang itu, dan paramedis merawat pria itu di rumahnya. Identitasnya belum dirilis.
“Kami sungguh beruntung tidak terbunuh karena jarak kami sangat dekat,” kata petugas satwa liar Colorado, Lucas Martin, dalam pernyataannya.
Luka yang dialami pria tersebut cukup parah, namun dia tidak memerlukan rawat inap, kata Colorado Parks and Wildlife dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Manajer satwa liar negara bagian menemukan empat beruang di pohon dekat rumah pria tersebut dan membunuh mereka, sebuah prosedur rutin untuk mencegah beruang bermasalah mengasosiasikan orang dengan makanan.
“Ini menciptakan situasi yang sangat rumit untuk dimitigasi,” kata Martin. “Sayangnya jika anak beruang diajari perilaku ini oleh ibu mereka, hal ini dapat menyebabkan konflik multigenerasi antara beruang dan manusia.”
Beruang biasa ditemukan di dalam dan sekitar Lake City, dan badan satwa liar diberitahu tentang laporan lain tentang beruang yang masuk ke rumah dan garasi kosong sepanjang musim panas dan awal musim gugur.
Ini merupakan serangan beruang pertama di Colorado tahun ini. Pada tahun 2023 ada enam.
Tim Daly dari Departemen Ikan dan Margasatwa California mengatakan, seiring semakin dekatnya manusia dengan hutan, semakin banyak hewan yang akan muncul di rumah penduduk.
Daly menganjurkan agar seseorang tidak menyerang beruang begitu mereka melihatnya secara langsung.
“Lari kembali adalah ide yang buruk. Dengan banyaknya satwa liar, hal itu dapat memicu respons mereka untuk mengejar,” ujarnya.
Sebaliknya, katanya, masyarakat harus perlahan-lahan menjauhi satwa liar yang mungkin mereka temui. Ia menekankan bahwa beruang hitam tidak berbahaya dan beruang jarang menyerang manusia.
“Ia mungkin menyerang Anda, tapi beruang tidak mencari kita untuk menyerang atau menyakiti kita,” kata Daly.
Coral Murphy Marcos berkontribusi pada laporan ini
Salmon, Idaho (ANTARA News) - Satu orang tewas dan seorang lelaki dan perempuan cedera akibat serangan beruang pada tengah malam, Rabu, di tempat berkemah terkenal di ujung Yellowstone Park, Amerika Serikat kata para pejabat suaka margasatwa.
Jurubicara Montana Fish, Wildlife dan Parks Department, Ron Aasheim, mengatakan satu beruang yang terlibat dan setidaknya dua tenda robek dalam serangan tersebut, yang terjadi pada puncak musim kedatangan wisatawan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Serangan mematikan paling akhir oleh beruang di Montana terjadi pada 2001, ketika satu beruang besar melahap dan membunuh seorang pemburu yang sedang memotong rusa besar, kata Aasheim.
Serangan Rabu terjadi sekitar pukul 04:00 waktu setempat di tempat berkemah Soda Butte di Gallatin National Forest di ujung utara Yellowstone di Bozeman, Montana. Belum diketahui apakah satu beruang hitam atau beruang besar yang terlibat.
Soda Butte, di taman yang terkenal karena ikan trout, dikosongkan dan kompleks perkemahan di dekatnya ditutup, kata Aashim. Para pejabat suaka margasatwa menggunakan pesawat dan helikopter dalam pencarian luas untuk menemukan beruang tersebut.
Identitas orang yang diserang tak diungkapkan. Korban cedera dibawa ke rumah sakit di Cody, Wyoming.
Surat kabar Billings Gazette bahwa perempuan tersebut menderita luka parah akibat gigitan di lengannya, sementara pria yang cedera itu digigit di kakinya.
Aasheim mengatakan serangan tersebut tampaknya tidak diprovokasi, dan keberadaan makanan, yang sering menarik beruang dan satwa liar lain ke kompleks perkembahan, tampaknya bukan menjadi faktor. Serangan beruang "pemangsa daging" terhadap manusia secara acak semacam itu jarang terjadi.
Penyelidikan sedang dilakukan mengenai serangan tersebut.
Sebelumnya satu beruang hitam yang tertarik pada aroma roti lapis mentega kacang dengan susah payah berhasil membuka pintu mobil, masuk ke dalamnya dan terjebak, lalu menyenggol persneling dan mobil pun meluncur menuruni lereng dan menabrak pohon.
Peristiwa tersebut terjadi di Larkspur, dekat Denver, Amerika Serikat.(C003/A024)
Editor: AA Ariwibowo Copyright © ANTARA 2010
Dapatkan Berita Terkini khusus untuk anda dengan mengaktifkan notifikasi Antaranews.com
NTB Scanpix/AFP/Gustav Busch
Beruang kutub tergeletak tak bernyawa setelah ditembak petugas kapal pesiar.
Nationalgeographic.co.id - Seekor beruang kutub ditembak mati setelah menyerang pekerja kapal pesiar di Kepulauan Svalbard, Norwegia, di Samudra Arktika.
Pria yang tidak diketahui namanya tersebut mengalami luka di kepala setelah diserang beruang. Saat itu, ia sedang menemani ekspedisi turis dari kapal pesiar MS Bremen of Hapag-Lloyd.
“Beruang kutub kemudian dibunuh oleh staf lain yang berada di kapal,” kata Ole Jakob Malmo, komisaris polisi, kepada AFP.
Baca juga: Gempa 6,4 SR Guncang Lombok, Lebih dari 60 Gempa Susulan Terjadi
Pihak kapal pesiar mengatakan bahwa tindakan mereka merupakan ‘pertahanan diri’.
“Kami benar-benar menyesali insiden ini,” ujar Moritz Krause, juru bicara Hapag-Lloyd.
Petugas yang terluka diterbangkan dengan helikopter menuju ibu kota Longyearbyen, lalu ke Tromso, pada sore harinya. Pihak rumah sakit mengatakan, keadaan pria berusia 40-an tersebut dalam kondisi stabil.
Kapal persiar Hapag-Lloyd menyatakan, mereka telah memiliki izin dari pemerintah setempat untuk berlabuh.
“Memang hanya ada beberapa tempat di kepulauan tersebut yang bisa didatangi kapal. Biasanya, ketika hewan mendekat, kami langsung berhenti berlabuh,” papar Krause.
Ia menambahkan, perusahaan telah mewajibkan staf untuk memeriksa area tersebut sebelum berlabuh. Ini dilakukan untuk mencegah serangan beruang kutub.
Baca juga: Cacing Gelang Hidup Kembali Setelah Membeku Selama 40 Ribu Tahun
Beruang kutub sendiri telah dilindungi di Norwegia sejak 1973. Menurut sensus 2015, jumlahnya di Svalbard mencapai seribu.
Dalam 40 tahun terakhir, ada lima serangan beruang yang fatal yang tercatat di Svalbard.
Paling baru terjadi pada 2011 lalu, ketika seekor beruang menyerang 14 orang yang sedang berlibur di sana. Remaja Inggris berusia 17 tahun meninggal, dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno
NTB Scanpix/AFP/Gustav Busch
Beruang kutub tergeletak tak bernyawa setelah ditembak petugas kapal pesiar.
Nationalgeographic.co.id - Seekor beruang kutub ditembak mati setelah menyerang pekerja kapal pesiar di Kepulauan Svalbard, Norwegia, di Samudra Arktika.
Pria yang tidak diketahui namanya tersebut mengalami luka di kepala setelah diserang beruang. Saat itu, ia sedang menemani ekspedisi turis dari kapal pesiar MS Bremen of Hapag-Lloyd.
“Beruang kutub kemudian dibunuh oleh staf lain yang berada di kapal,” kata Ole Jakob Malmo, komisaris polisi, kepada AFP.
Baca juga: Gempa 6,4 SR Guncang Lombok, Lebih dari 60 Gempa Susulan Terjadi
Pihak kapal pesiar mengatakan bahwa tindakan mereka merupakan ‘pertahanan diri’.
“Kami benar-benar menyesali insiden ini,” ujar Moritz Krause, juru bicara Hapag-Lloyd.
Petugas yang terluka diterbangkan dengan helikopter menuju ibu kota Longyearbyen, lalu ke Tromso, pada sore harinya. Pihak rumah sakit mengatakan, keadaan pria berusia 40-an tersebut dalam kondisi stabil.
Kapal persiar Hapag-Lloyd menyatakan, mereka telah memiliki izin dari pemerintah setempat untuk berlabuh.
“Memang hanya ada beberapa tempat di kepulauan tersebut yang bisa didatangi kapal. Biasanya, ketika hewan mendekat, kami langsung berhenti berlabuh,” papar Krause.
Ia menambahkan, perusahaan telah mewajibkan staf untuk memeriksa area tersebut sebelum berlabuh. Ini dilakukan untuk mencegah serangan beruang kutub.
Baca juga: Cacing Gelang Hidup Kembali Setelah Membeku Selama 40 Ribu Tahun
Beruang kutub sendiri telah dilindungi di Norwegia sejak 1973. Menurut sensus 2015, jumlahnya di Svalbard mencapai seribu.
Dalam 40 tahun terakhir, ada lima serangan beruang yang fatal yang tercatat di Svalbard.
Paling baru terjadi pada 2011 lalu, ketika seekor beruang menyerang 14 orang yang sedang berlibur di sana. Remaja Inggris berusia 17 tahun meninggal, dan empat lainnya mengalami luka-luka.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
Seorang paramedis dari Billings, Montana, Amerika Serikat, berumur 63 tahun bernama Lance Crosby ditemukan tewas di dekat rute melingkar Elephant Black yang mengarah ke lereng gunung di atas pesisir barat Danau Yellowstone pada 7 Agustus 2015. Paramedic yang bekerja untuk Yellowstone pada musim panas tersebut ditemukan dalam keadaan mengenaskan dengan sebagian anggota tubuhnya dimakan oleh binatang buas, Bagian tubuh korban lainnya juga ditemukan terkubur dalam tanah. Setelah dilakukan investigasi dan tes DNA, diketahui penyebab kematiannya karena dimangsa oleh beruang grizzly beserta anak-anaknya.
Berita kematian Lance Crosby yang dimangsa oleh beruang grizzly membuat Dan Wenk, kepala penjaga hutan Taman Nasional Yellowstone, harus berkeputusan membunuh induk beruang yang menjadi tersangka, sedangkan anak-anaknya dikirim ke Kebun Binatang Toledo. Walaupun telah berkonsultasi dengan ahli manajemen beruang, banyak kecaman yang ditujukan kepada Wenk, bahkan dia mendapat julukan Jack-booted executioner, “algojo bersepatu boot militer” atau dapat juga diartikan menjadi “algojo tiran.”
“Selama bekerja 40 tahun mengurus taman nasional, baru sekali ini saya mengalami ledakan emosional dari masyarakat mengenai nasib seekor beruang grizzly,”kata Wenk.
Sebaliknya, bukan sekali ini Wenk mendapatkan kasus serangan beruang grizzly terhadap pendaki. Pada tahun 2011, terdapat kasus serangan kepada sepasang suami istri Matayoshi, yang menelan seorang korban meninggal dunia. Berbeda dengan kasus terbaru, jasad korban tidak dimangsa—menunjukkan tipikal perilaku defensif seekor beruang—maka beruang yang menyerang pendaki dibiarkan hidup. Keputusan tersebut juga membuat Wenk menghadapi kritik bahwa penjaga kurang mengedepankan keselamatan manusia dibandingkan kelangsungan hidup binatangnya.
“Sejauh yang saya tahu, beruang yang telah menemukan sumber makanannya, tidak akan pernah lupa. Induk beruang yang mengingat bahwa manusia adalah sumber makanan, besar kemungkinannya mengajari anak-anaknya demikian,”komentar David Mattson, pensiunan peneliti yang bergerak dalam Interagency Grizzly Bear Study Team mengenai kasus serangan beruang terbaru,”saya sangat berdedikasi dalam pekerjaan saya untuk menjaga kelangsungan hidup beruang, namun saya memahami bahwa mendaki di kawasan beruang mempunyai risiko sehingga saya maklum akan keputusan yang diambil Wenk.”
Dua keputusan berbeda telah diambil, namun tetap mendatangkan komentar tak puas dari masyarakat. Wenk sangat bersyukur akan segala kritik dan saran yang diberikan oleh masyarakat, menunjukkan betapa besar kepedulian akan nasib satwa beruang grizzly. Namun, keputusan telah dibuat, dan pendapat dari David Mattson membuat Wenk semakin yakin bahwa keputusannya—dulu dan kini—adalah keputusan yang terbaik untuk nasib beruang juga nasib manusia.
Lolosnya Beruang Grizzly dari Ancaman Kepunahan
Di Amerika Serikat, beruang grizzly sebetulnya termasuk hewan yang nyaris punah. Pada awal tahun 1980, jumlah populasinya sempat menyentuh kurang dari 200 ekor. Angka tersebut kian menurun sehingga dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan populasinya, seperti menjaga angka kematian beruang semakin menurun sementara angka kelahiran serta harapan hidupnya semakin meningkat. Induk dan bayi-bayi beruang adalah bagian paling penting dalam kehidupan beruang karena memberi pengaruh besar pada potensi reproduksi. Namun selain menjaga agar potensi reproduksi beruang tetap berlangsung, usaha lain yang dilakukan adalah menjaga agar beruang tidak mati sia-sia akibat ulah manusia (kecelakaan lalu lintas, perburuan liar, dibunuh karena mengganggu kehidupan manusia, dan lain-lain.)
Pihak berwenang Amerika Serikat dengan usahanya selama hampir 30 tahun terakhir telah berhasil menyelamatkan beruang grizzly dari kepunahan. Angka populasinya kini hampir berada di antara 700-1.000 ekor, dan siap untuk dipindahkan dari daftar hewan yang nyaris punah.
Kini banyaknya jumlah populasi beruang perlu mendapat perhatian serius dari pihak berwenang. Dengan banyaknya kasus serangan beruang terhadap manusia, apakah beruang kini merupakan ancaman?
Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan